Untuk lebih lengkapnya mengenahi biografi beliau silahkan kunjungi : Assyaid Abdul Wahab As Sya'roni
Disini saya akan menyajikan kitab karangan beliau ini dengan terjemahan secara bebas agar bisa dipahami secara umum oleh para pembaca. Saran dan kritik yang baik tentu saya harapkan agar tercipta pemahaman yang baik dan bermanfaat. Semoga apa yang saya sajikan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian amiin..
Taubat
Taubat, secara bahasa, adalah meninggalkan, yakni meninggalkan perbuatan perbuatan yang terlarang untuk kemudian menggantinya dengan perbuatan yang terpuji.Menurut syariat. Taubat mempunyai permulaan dan ujung. Tahap pertama, seseorang harus bertaubat dari --melakukan-- dosa-dosa besar, kemudian bertaubat dari dosa kecil, perkara makruh, dan perbuatan yang kurang baik. Selanjutnya, secara
berurutan, bertaubat dari anggapan-anggapan bahwa dirinya adalah orang baik, bertaubat dari anggapan bahwa dirinya termasuk kekasih Tuhan, bertaubat dari anggapan bahwa dirinya telah benar dalam melakukan taubat, dan bertaubat dari segala kehendak hati yang tidak di ridlai Allah.
Puncaknya taubat adalah, seseorang bertaubat dari lupa bermusyahadah (mengingat) kepada Allah, walau sekejap.
Cara taubat, pada dasarnya, cukup dengan menyesali dan mengakui dosa dosa yang dilakukan. Ini seperti yang terjadi dengan taubat nabi Adam ketika ia terlanjur melakukan perbuatan yang dilarang. Adapun sebagian ulama ada yang menyatakan bahwa taubat harus disertai dengan niat yang kuat untuk tidak mengulangi lagi, penyataan itu adalah hasil ijtihad. Sebab, orang yang benarbenar menyesal tentu tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Dengan taubat yang sungguh-sungguh, segala kesalahan dan dosa yang berhubungan dengan Tuhan akan diampuni. Begitu pula tindakan dzalim terhadap diri
sendiri, kecuali syirik dan segala yang berhubungan dengan sesama manusia. Untuk yang disebut terakhir, Allah tidak akan mengampuni selama orang yang bersangkutan belum meminta maaf kepada orang yang disalahi.
Al-Matbuli meletakkan masalah taubat ini dalam bahasan pertama, karena taubat adalah sesuatu yang sangat penting. Taubat adalah pondasi dari segala perbuatan manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tanpa dilandasi taubat yang baik dan benar, seseorang yang ingin menggapai Tuhan adalah seperti orang yang membangun rumah megah diatas tanah labil dan goyah. Akan mudah hancur. Sebaliknya, siapa yang
benar taubatnya berarti kuat pondasinya. Karena itu, sebagian ulama menyatakan, “Siapa yang memperkuat taubatnya, Allah akan menjaganya dari segala yang merusak --kesucian - amalnya”.
Demikianlah, taubat mempunyai kedudukan dan pengaruh yang sangat besar bagi amalamal manusia selanjutnya. Ia sebanding dengan zuhud yang akan menjaga manusia dari segala sesuatu yang bisa menghalangi kedekatannya kepada Allah. karena itu, bila seseorang tidak benar cara taubatnya, maka hal itu justru akan menjatuhkan dan menghancurkan maqam (kedudukannya disisi Allah) yang lain. Apa yang telah dilakukannya menjadi ringkih seperti bangunan rumah dengan hanya susunan bata tanpa perekat semen.
bersambug........
0 komentar