Pages

Ratakan 728x90

Kamis, 09 Juli 2015

MEMAHAMI LAILATUL QODAR

Selama ini sudah banyak tulisan yang membahas tentang lailatul Qodar, kadang pembahasannya sangat jauh dari essensi puasa itu sendiri. Dalam tulisan ini penulis menelaah dari segi spritual, sehingga bisa menambah wawasan yang lain.

Puasa romadhan adalah salah satu bentuk mujahadah yaitu peperangan melawan hawa nafsu dan juga sebagai bentuk suluk untuk mencapai makrifat kepada Allah. Puasa romadhan adalah ajaran thorekot (jalan) yang disyareatkan. Sebelum agama Islam turun puasa itu hanya dikerjakan oleh orang-orang yang ingin mencapai hakekat dan makrifat. Dengan disyareatkan pasa romadhan bertujuan agama semua manusia (muslim) paling tidak dalam satu tahun harus membersihkan jiwanya. Sehingga muncul kesadaran dalam dirinya dari mana kita berasal dan akan kemana kita setelah ini.

Rasulullah dengan jelas sekali mmbahas hakekat tujuan berpuasa romadhan, sebagaimana hadits dibawah ini:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ رَسُوْلُ الله صلي الله عليه وسلم كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”[Hr. Muslim]

Dari hadits diatas, sangat jelas sekali bahwa Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, dan dikuatkan lagi dengan kalimat orang yang berpuasan akan mendapatkan kebahagiaan berjumpa dengan Rabbnya, itulah hakekatnya lailatul qodar yang tertinggi, adapun yang tingakatan sedang adalah mengalahkan hawa nafsu, sedangkan tingkat yang terendah mencapai ketaqwaan kepada Allah.
Maka jika kita sudah memahami tujuan berpuasa, maka kita tidak akan bingung dalam memahami lailatul qodar.

Malam lailatul Qodar

Puasa romadhan adalah sebagai sarana untuk mengalahkan hawa nafsu, dalam romadhan Rasul mengajarkan kita untuk banyak beribadah misalnya, banyak tadarus Qur’an, Sholat malam baik taraweh dan tahajud, banyak berdzikir, ‘itikaf dan bersedekah pada orang lain.

Jika disiplin ibadah itu diakukan tiap hari dalam satu bulan akan bisa merubah jiwa kita dari kegelapan menuju cahaya, dari jiwa yang bersifat hewani menjadi jiwa malakuti, dari jiwa yang terhijabi menjadi jiwa yang ketemu dengan Tuhan-Nya. Perubahan jiwa atau kondisi ruhaniyah seseorang ketika menjalani puasa menjadi lebih baik,maka mereka ituah yang mendapatkan malam lailatul qodar.

Mengapa Lailatul Qodar Turun 10 akhir Bulan Romadhan

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallamtelah menjelaskan tentang waktu turunnya Lailatul Qadar tersebut. Mengenai hal ini beliau bersabda;

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَان
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (Muttafaq 'alaih) 
Lalu beliau menjelaskan lebih rinci lagi dengan sabdanya;
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari & Muslim).

Terus yang manakah itu malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dalam bulan ramadhan?. Merujuk pada hitungan hari awal puasa, malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, yakni malam puasa ke 21, 23, 25, 27, dan 29.

Mengapa Rasul menjelaskan turunnya lailatul qodar setelah puasa mencapai 20 hari...? sebagai contoh perbandingan Anak ayam akan menetas dari telur mereka sekitar 21 hari sejak telur-telur tersebut berada dalam masa inkubasi atau pengeraman. Pengeraman untuk telur-telur ini bisa menggunakan mesin penetas maupun dengan pengeraman alami oleh induknya.

Romadhan adalah bulan mujahadah untuk mengalahkan hawa nafsu, puasa juga sebagai bentuk kita untuk bertapa, maka jika diakukan dengan benar sesuai petunjuk Nabi dalam 21 hari kan menghasilkn pencerahan jiwa (spritual). Karena kondisi jiwa manusia berbeda-beda maka pengalaman pencerahannyapun tidak sama, tergantung-masing-masing individu ketika menjalankan puasanya. Ibarat buah yang ditimbun, maka jika normal akan masak pada 21 hari, ada yang 23,25,27,29.

Secara umum kematangan sebuah ritual atau ibadah itu adalah 21 hari, adapun hari-hari berikutnya sampai sebulan penuh itul adalah pemantaban sehingga mencapai hasil maximal penuh. Itulah hikmah mengapa Nabi menjelaskan malam lailatil qodar tidak dengan malam yang pasti, melainkan malam-malam yang ganjil pada akhir 10 romadhan.

Lailatul Qodar: Malam Pencerahan Spritual

Puasa Romadhan adalah salah satu bentuk inkubator atau pengeraman jiwa manusia, jika benar-benar mengikuti puasa sebagaimana nabi ajarkan, maka akan menghasilkan pencerahan jiwa, sebagaimana telur yang menetaskan ayam.
hal ini sebagaimana al-Quran menjelskan tentang lailatul qodar,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (al-Qodar ayat 4)

Takwil dari ayat di atas, orang yang berpuasa belajar untuk mengalahkan hawa nafsu, maka derajatnya akan naik menjadi “malaikat”, makhluk Allah yang tidak punya hawa nafsu, tugasnya hanya ibadah terus menerus kepada Allah.

Banyak orang yang mengartikan Kata Ruh dalam ayat di atas adalah mempunyai arti Jibril jika memang demikian, bukankah sebelumnya sudah ada kata malaikat, bukankah Jibril adalah salah satu malaikat Allah.
Maka sudah pasti bahwa ruh bukanlah malaikat, di samping itu sebagian hadis-hadis menegaskan tentang perbedaan dua realitas ini. Mengenai hakikat ruh yang terdapat pada ayat, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh...”, Allamah Thabathabai mengatakan bahwa secara lahiriah, ruh adalah suatu ciptaan yang lebih luas [dan lebih tinggi] dari Jibril dan selain Jibril.

Seorang datang menghampiri Sayidina Ali dan bertanya, “Apakah ruh adalah Jibril itu sendiri?” beliau bersabda, “Jibril adalah dari malaikat dan ruh bukanlah Jibril.”

Maka kata Ruh dalam ayat di atas mempunyai makna alam keTuhanan, dimensi ilahiyah, hal ini dikuatkan oleh ayat lain yaitu

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: `Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”`.(QS. Al-Israa':85)

Dalam kajian tasawuf dijelaskan bahwa yang dimaksud Ruh di atas adalah dimensi keTuhanan atau disebut juga Alam amri, hal ini dikuatkandengan hadits “Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya”.

Jadi orang yang puasa dengan baik akan mencapai derajat malaikat dan akhirnya mereka menuju dimensi KeTuhanan yaitu mencapai makrifatullah dan Fana’ Fillah sebagaimana sabdi Nabi:

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. (Hr. Muslim)

diposting dari : https://www.facebook.com/cahaya.gusti.
Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
Posts RSSComments RSSBack to top
© 2011 Bengkel Pikiran ∙ Designed by BlogThietKe
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0