Maka gak usah kaget kalo dunia ini penuh konflik. Konflik diri adalah sumber segla konflik. Makanya perlu sekali pengusaan terhadap menejemen konflik.
Tidak semua konflik diri bersifat destruktif atau merusak, namun ada juga konflik yg bersifat kontruktif atau membangun. Sebab kedua sisi ini memang lahan garapan manusia.
Pemahaman terhadap konflik adalah kunci penanganan dan penyelesaian.
Di dalam dunia spiritual ada istilah pelepasan energi negatif. Teknik pelepasan ini menggunakan kekuatan kesadaran. Yaitu kesadaran atas segala sesuatau yg terespon di dlm diri adalah sekedar sensasi yg datang dan pergi. Kecuali anda terjebak pada kondisi "menyimpan" berbagai bentuk pola emosi yg lambat laun menggumpal menjadi energi negatif yg bereaksi pada kejiwaan bahkan pada ranah fisik yg kemudian muncul berbagai macam penyakit.
Bersambung......
----------------------------------------------
Manusia adalah lahan konflik
Bag. 2
-------------
Kemarin kita singgung tentang energi negatif. Lalu apa energi negatif. Apakah berbentuk material atau hanya istilah saja?
Mari Kita ngobrol tentang energi saja dulu!!!
Sy sering mendegar pepatah para sepuh, "setiap yg bernama pasti ada wujudnya". Misal nyawa, udara, oksigen, gas dn zat2 lain yg sering di sebut dlm berbagai literatur ilmu pengetahuan.
Dalam istilah jawa ada istilah "longan" yaitu sebutan untuk tempat kosong dibawah ranjang. Artinya jika tidak ada ranjang maka "longan" akan tdk wujud.
Demikian juga berbagai istilah yg diucapkan manusia pada apapun untuk mengidentifikasi gejala2 yg terjadi. Misal orang jawa menyebut bbrp gejala pada anak yg sering rewel atau sakit2an dengan istilah "sawan". Termasuk dalam menamai terhadap entitas gaib seperti dalam kategori hantu misal genderuwo, pocong, kuntilanak, sundel bolong tuyul, buto ijo dll.
Dalam literatur agama ada istilah setan, jin, malaikat, bidadari dll.
Apakah semua itu ada? Terlepas dr percaya atau tidak, sy akan mengawali pembahasanya dengan jawaban bahwa semua itu ADA. kenapa demikian, sebab ada atau tidak jika kita membahasnya maka paling tidak perkara itu sudah ada dalam istilah-istilah meskipun wujud material atau unsur2nya belum di kenali. Istilah2 tersebut sudah ada sebelum kita mengenal dan kita temui.
Istilah dan penamaan itu adalah produk pikiran, kecuali pada istilah2 yg bersumber dr kitab suci. Di dalam Islam disebut sebagai produk wahyu dari Tuhan.
Produk pikiran yg berkembang dimasyarakat dgn berbagai istilah tadi akan membentuk sebuah pola energi yg menggiring pada suatu konsep tertentu.
Jika kemudian konsep ini menjadi semakin kuat maka energi dr istilah tersebut akan semakin kuat pula "perwujudanya".
Pengertian diatas berlaku juga pada energi negatif maupun positif.
Oleh karena itu ada dampak yg kemudian muncul pd indifidu2 terkait seberapa kuatkah istilah2 itu didalam ranah pikiran masing2 atau bahkan sudah masuk pada ranah keyakinan.
Oleh karenanya ada sebuah pola yg berhasil disimpulkan dengan sebuah konsep " siapa yang percaya maka dia akan memperoleh dampaknya". Keprcayaan tidak melulu sampai pd taraf yakin. Asal sudah masuk didalam pikiran dan anda tidak memiliki daya penawar atas suatu hal maka hal itu lebih cenderung berdampknpada diri anda secara masif.
Didalam sebuah syair dikatakan "wakullu man lam ya'taqid lam yan tafi', ". Siapapun yg tidak percaya atas sesuatau maka ia tidak akan mendapat manfaatny. Pemahana sebaliknya dalah siapa yng percaya atas sesuatau mala ia akan menperoleh dampak atau manfaat dr sesuatu tersebut.
Bersambung......
Kumpulan FB pribadi https://www.facebook.com/abu.mushofa
0 komentar